PEKANBARU, Warta Reformasi – Kurang lebih 4 bulan derita buruh di PT Padasa Enam Utama Koto Kampar menjadi sorotan utama bagi Forum Serikat Buruh Sejahtera Indonesia F SBSI kabupaten Kampar,” ucap Ketua DPC F SBSI Kampar, Kormaida Siboro, Kamis (9/7/2020).
Selama ini nasib ratusan buruh PT. Padasa yang terkekang akan peraturan semena-mena yang diberlakukan pihak perusahaan kepada buruh.
Mengetahui adanya informasi dari pengurus F SBSI yang telah berdiri di PT. Padasa serta diperkuat dari keluhan buruh, menjadi skalah prioritas bagi F SBSI.
Menindak lanjuti keluhan/derita ratusan buruh, DPC membentuk Tim investigasi F SBSI untuk mengumpulkan data yang akurat dan tidak berazaskan suatu kebenaran yang akurat .
Contoh kecil yang harus tersampaikan kepada mangement ataupun Dirut TP Padasa Enam Utama adalah angkutan mobil anak sekolah. Dari hasil investigasi dilapangan dan informasi dari ratusan buruh, selama ini pihak perusahaan hanya menyediakan mobil truk butut warna coklat (sesuai dengan foto Kormaida).
“Selama ini perusahaan PT Padasa hanya menyediakan mobil truk tua untuk anak buruh, ironisnya lagi mobil angkutan anak sekolah para buruh harus mengangkut 70-100 orang anak sekolah yang terdiri dari SD, SMP
Wauuuu …..??? sangat tidak manusiawi, coba kita bayangkan kondisi mereka di dalam truk butut dengan muatan melebihi kapasitas, cendrung terjadi pihak perusahaan mengabaikan norma susila di dalam bus angkutan sekolah tersebut,” ucap Kormaida.
Ditambahkannya, sementara dari pengakuan ratusan buruh, berbanding terbalik keadaanya dengan anak staf dan pegawai kantor, dimana bus angkutan anak staf dan anak pegawai PT. Padasa disediakan bus sekolah khusus layaknya bus sekolah (red foto bus warna putih khusus buat anak staf dan pegawai),” ungkapnya.
Miris hati saya melihat , bahkan saat mengetahui ini saya dilokasi sempat meneteskan air mata.
Mari kita bayangkan dan mari kita memberikan perhatian kita sejenak tentang kasta yang diberlakukan pihak perusahaan terhadap buruh, Wajar saja ratusan buruh hari ini berani menyampaikan keluhan mereka, dimana pada prinsifnya ratusan buruh jenuh melihat ulah Menejer, Humas, dan petinggi-petinggi lainnya di PT. Padasa,” tegas Kormaida .
Seharusnya kepala Disnaker Kampar dan jajarannya mengetahui ini, terkait perbedaan kasta yang diberlakukan pihak PT Padasa selama ini, Anak buruh juga manusia pak, anak staf dan anak pegawai juga manusia, sama-sama punya hak atas fasilitas perusahaan, Luar biasa dan sangat tidak manusiawi, itu lah realita dan faktanya selama ini. “Buruh diperlakukan sangat rendah sekali kastanya dibanding staf dan karyawan lainnya.
Kormaida berharap, ter khusus buat kepala dinas Disnaker kabupaten Kampar, agar arif dan bijaksana untuk mempertanyakan hal ini kepada perusahaan PT Padasa, F SBSI menilai ini adalah suatu contoh yang dipertontonkan perusahaan PT Padasa kepada khalayak ramai, menurut Kormaida in adalah salah satu contoh kecil yang dirasakan ratusan nasib buruh di PT Padasa Enam Utama,” harapnya.**@Sumber Liputan Khusus Tim FPII Riau bersama korwil FPII Pekanbaru .